Suryaciptakembangkan kota pintar dan berkelanjutan di Subang. Rabu, 23 Desember 2020 20:13 WIB. Desain pengembangan Subang Smartpolitan. Subang Smartpolitan menyediakan infrastruktur berbasis IoT dimana perencanaannya mengedepankan teknologi dan sistem perkotaan yang efisien dan terintegrasi, sehingga Subang Smartpolitan bisa menjadi contoh Laporan Wartawan Desi Purnamasari SERANG - Bank Indonesia BI Banten akan membuka layanan kas keliling untuk penukaran uang rupiah baru untuk masa Lebaran 2022. Selain itu, BI membuka layanan penukaran uang secara online melalui aplikasi Pintar. Kepala KPw BI Provinsi Banten, Imaduddin Sahabat, mengatakan masyarakat bisa memesan dulu jumlah uang yang ingin ditukarkan lewat aplikasi Pintar. Baca juga Tukar Uang di Pinggir Jalan Jelang Lebaran, Boleh atau Tidak? Ini Penjelasan Bank Indonesia "Alhamdulillah KPw BI Provinsi Banten telah membuka pelayanan aplikasi Pintar dalam proses penukaran uang tunai pada Ramadan ini," ujarnya di kantor BI Provinsi Banten, Kamis 31/3/2022. Hal ini dalam rangka mempermudah dalam digitalisasi keuangan untuk masyarakat Banten. Ini lokasi dan jadwal kas keliling penukaran uang di Banten yang dilayani BI Banten 6, 14 dan 25 April 2022 Alun-Alun Serang 7,18 dan 28 April 2022 Alun-Alun Cilegon 11 April 2022 Alun-Alun Pandeglang 13 April 2022 Pemprov KP3B 20 April 2022 Instansi Kejaksaan dan BPJS 21 April 2022 Alun-alun Pandeglang Penukaran uang dilakukan pada pukul Penukar wajib melakukan pesanan pada aplikasi Pintar maksimal H-1 hari kedatangan pukul 2200 yang dapat diakses pada Berikut penukaran uang baru maksimal 1 pack untuk setiap pecahan per orang. Baca juga BCA Sudah Siapkan Uang Tunai Sebesar Rp 58,12 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran 1 pack Rp Rp 2 juta 1 pack Rp Rp 1 juta 1 pack Rp Rp 500 ribu 1 pack Rp Rp 200 ribu 1 pack Rp Rp 100 ribu Bantenmemiliki pulau-pulau tersembunyi yang belum diketahui banyak orang. Pemandangannya indah dan suasananya seperti berada di pulau pribadi. Meski harus melewati laut untuk sampai di suatu pulau, pemandangan di sana sangat indah. Berikut tujuh pulau tersembunyi di Banten yang bisa jadi inspirasi liburanmu. Snorkeling memang sangat mengasyikkan. Teman Traveler bisa menikmati beragam keindahan alam bawah laut Indonesia, seperti terumbu karang, ikan-ikan, maupun biota laut warna warni jadi hal menarik yang bisa disaksikan ketika asyik menyelam. Berikut adalah deretan spot snorkeling di Banten yang bisa kalian kunjungi di liburan berikutnya. 1. Pantai Beach Club Tanjung Lesung Beach Club Tanjung Lesung c Yudi Rachmatullah/TravelingyukPesona Pantai Beach Club Tanjung Lesung seolah tidak ada habisnya untuk dieksplor. Kayaking dan Banana Boat jadi salah satu aktivitas favorit wisatawan lakukan di sini. Teman Traveler juga bisa snorkeling di sekitar area pantai. Tidak semua bagian Pantai Beach Club menawarkan keindahan terumbu karang dan ikan. Hanya saja ketika Teman Traveler menyelam, kalian bisa melihat birunya laut dan putihnya pasir pantai. Tak terlalu buruk untuk sedikit memuaskan hasrat ber-snorkeling. Dermaga beach club via Pulau LiwunganTeman Traveler juga bisa mencoba snorkeling di bawah dermaga. Kawasan ini mempunyai banyak terumbu karang dan ikan laut. Harus hati-hati ya, karena permukaan airnya tidak terlalu dalam dan terkadang bisa membuat tubuh terluka. Sebaiknya fokus di area pinggiran dermaga saja. Beach Club Tanjung Lesung c Yudi Rachmatullah/TravelingyukTerkait alat snorkeling, Teman Traveler bisa membawa sendiri atau menyewa. Harganya antara hingga tergantung ukuran alat. 2. Pulau Liwungan Snorkeling di Pulau Liwungan via Pulau LiwunganMemasuki daerah Tanjung Lesung akan ada banyak agen wisata menawarkan paket wisata pulau. Salah satunya paket jelajah Pulau Liwungan. Teman Traveler harus jeli dalam memilih agen serta paket wisata tersebut. Waktu tempuh menuju Pulau Liwungan adalah sekitar 30 menit dari daerah Tanjung Lesung. Kalian akan berangkat menggunakan perahu boat atau perahu nelayan. Sebaiknya Teman Traveler bertanya pada pengelola hotel atau homestay tentang paket wisata Pulau Liwungan. Selain untuk berjaga-jaga, ada beberapa pengelola penginapan yang telah menyediakan jasa khusus untuk mengantar ke Pulau Liwungan. Biaya paket wisata Pulau liwungan biasanya sudah termasuk sewa alat-alat snorkeling. Oh iya Teman Traveler, pulau ini juga punya banyak spot Instagramable untuk jadi background indah foto-foto kalian. . 3. Pantai Karang Meong Tidak banyak yang tahu bahwa di sekitar Anyer ada pantai untuk snorkeling. Kebanyakan wisatawan lebih tertarik berenang, bermain banana boat, atau duduk-duduk menikmati suasana. Tak heran jika hanya sedikit orang yang mengetahui keberadaan Pantai Karang Meong. Spot pantai Karang Meong via SuardiSpot snorkeling di Banten satu ini berada dekat Pantai Pasir Putih Sirih. Teman Traveler bisa masuk lewat pantai di sekitarnya. Di sini terdapat penyewaan alat-alat, plus instruktur khusus agar snorkeling lebih aman. 4. Pulau Sanghiang Pulau Sanghiang via SuardiSama seperti Pulau Liwungan, Teman Traveler juga harus membayar paket wisata khusus jika ingin mengunjungi Pulau Sanghiang. Biasanya pihak hotel menyediakan atau menghubungkan dengan pihak yang sudah sering mengantar ke sana. Pulau Sanghiang berada di Kabupaten Serang, Banten. Teman Traveler dapat mengunjungi pulau ini dari Anyer menggunakan perahu boat atau perahu nelayan selama kurang lebih satu jam. Menyelam di Pulau Sanghiang via SuardiHarus pintar-pintar membandingkan harga dan agen wisata ya, Teman Traveler. Pasalnya, penyedia jasa antar ke Pulau Sanghiang tak sebanyak yang menawarkan tur ke Pulau Liwungan. Teman Traveler, itulah empat spot snorkeling di Banten yang bisa kalian kunjungi di liburan berikutnya. Jangan lupa share foto dan pengalaman jika berkunjung ke sana ya. Happy snorkeling. Advertisement Tags Banten Indonesia Snorkeling wisata banten RelatedPost to Alamat-Orang-Pintar-Banten. Jasa Pengisian Khodam Succubus Bidadari Cantik. Posted at 15 September 2020. Apa Yang Di Cari. Susuk Pelet Orang Pintar; Konsultasi Masalah Cinta; Jimat Pengasihan Ampuh; Mengembalikan Hubungan Cinta; Recent Search Terms. Pelet suku pati; Oleh Chudori Sukra Penulis Pengasuh Ponpes Riyadlul Fikar, Jawilan, Serang Dulu ketika saya belajar Alquran mengaji pada seorang ustadz di kampung, saya mengenal nama-nama surat yang berbeda dengan teks-teks Alquran, misalnya surat al-Ikhlas diberi nama surat Qulhu, surat al-Alaq diberi nama surat Iqra, surat al-Kafirun diberi nama surat Qulya, dan seterusnya. Saya belajar ngaji bersama teman-teman yang memiliki nama-nama unik, seperti Topa, Duloh, Acim, Pengki, Sangsang dan beberapa teman lainnya. Baru belakangan saya tahu bahwa Topa, Duloh dan Acim itu, asal katanya adalah Mustofa, Abdullah dan Hasyim. Sedangkan nama Pengki dan Sangsang, konon sering sakit-sakitan di masa balita, sehingga nama aslinya diganti oleh orang tua mereka, yang semula Dulmajit asal katanya Abdul Majid dan Duki asal katanya Masduki. Guru ngaji kami memiliki Alquran dengan kertas kuning yang sudah lusuh, bertulisan kaligrafi Arab yang besar-besar, tanpa terjemahan. Tiap habis magrib saya belajar ngaji bersama teman-teman, membaca satu ayat ke ayat lain tanpa pernah diberitahu apa maknanya dan apa penafsirannya. Kami hanya diajarkan syarat minimal bahwa anak seusia kami harus sudah bisa membaca Alquran tentang makharijul huruf, meski saya sebagai anak berdarah campuran Sunda dan Jawa Banten agak sulit mengeja huruf fa’ ketimbang pa’, serta kesulitan membedakan huruf dal besar, dal kecil, dza, dlad dan seterusnya. Yang penting – bagi orang tua saya – syarat minimal itu sudah bisa dikuasai oleh anak-anak usia tujuh tahun, seperti bisa membaca lafadz Alquran, menghafal bacaan solat, serta belajar berpuasa di bulan Ramadan. Tapi, meskipun sudah bisa solat dan puasa, kami pun harus jujur mengakui bahwa kategori “Islam kaffah” masih menjadi pertanyaan dan teka-teki yang menyelimuti benak saya hingga usia remaja dan dewasa. Pasalnya, ketergantungan masyarakat yang tetap bertahan selama puluhan tahun untuk menyembuhkan anaknya yang sakit, dengan mendatangi seorang dukun orang pintar, juga mempercayai kepastian nasibnya di masa depan, pada sang dukun tersebut. Sementara itu, para orang tua juga masih suka menempel mantra-mantra sakti di depan pintu sebagai penolak bala pengusir setan dalam bahasa antah barantah, bercampur Arab, Jawa kawi dan Sunda. Selebaran kecil itu dibeli dari orang pintar yang memiliki pamor tersendiri di kampung kami. Dan para orang tua mempercayainya begitu saja, sebab tanpa orang pintar tersebut seakan-akan kampung kami akan kehilangan pamor sama sekali. Ketika kami duduk di bangku tsanawiyah setingkat SMP, dan mulai mengenal bahasa Arab, kami semakin memahami betapa lucunya para orang tua kami memberi nama anak-anaknya selama ini, baik di kampung kami maupun di perkampungan lainnya di Banten ini. Coba bayangkan nama-nama berikut ini Teh Ipah asal katanya Syarifah’, Mang Mamat asal katanya Muhammad’, Bi Encop asal katanya Sofiyah’, Bang Udin asal katanya Bahrudin’. Lebih ironis lagi, tukang gorengan keliling bernama Teh Hawiyah, juga tukang parkir di prapatan yang dipanggil Mang Dolim. Kenapa orang tua mereka tidak paham bahwa kedua nama terakhir itu berkonotasi negatif, sebab mengandung arti orang jahat’ dan ahli neraka’. Penyebab dari semua itu adalah pemahaman agama yang bersifat tekstual yang menjadi anutan mereka. Pada masa itu kami sebagai anak-anak yang beranjak dewasa semakin menyadari cara keberagamaan orang tua kami yang hilir-mudik dan campur aduk. Nama-nama yang dicomot dari kebudayaan lisan, tanpa sikap kritis atau gugatan apapun dari masyarakat kami. Nama-nama yang sepertinya dipungut secara spontan karena alusi bunyi kepada kata tertentu yang seakan menarik untuk didengar. Meski di kemudian hari, saya memahami bahwa ajaran agama mementingkan nama-nama baik yang mengandung unsur motivasi, harapan dan cita-cita luhur bagi sang pemilik nama tersebut. Di samping pemahaman yang bersifat tekstual, problem lainnya karena para orang tua kami tidak memahami bahasa Arab dengan baik. Kami sebagai generasi yang mewarisi peradaban mereka, meskipun diajarkan mengaji setiap habis magrib, tapi tak pernah dibimbing dan diarahkan untuk memahami bahasa Arab dengan baik, terlebih memahami kalimat demi kalimat dari teks-teks Alquran yang kami bacakan. Saya sendiri telah belajar ngaji selama puluhan tahun, bahkan seperti umumnya teman-teman sepantaran, kami sudah hafal surat-surat dalam Juz Amma yang sering dibacakan imam setiap solat berjamaah. Tapi kami tak pernah tahu maknanya. Hingga kemudian kami tak perlu merasa heran mengapa ada warga kampung kami yang memiliki nama Dolim’ atau Hawiyah’, dan sampai detik ini mereka tetap menyandang nama tersebut, juga merasa tak perlu untuk menggantinya. Ketika tren budaya Barat Amerika merambah negeri ini sejak tahun 1980-an, kemudian disiarkan secara sentral melalui layar televisi swasta sejak tahun 1990-an, karuan saja para orang yang berpandangan kolot dan ortodoks itu, mudah terpengaruh oleh peradaban baru yang dianggap maju dan modern. Mereka seakan memilih alternatif lain dari jenis peradaban antah barantah yang bersifat tekstual dan tanpa makna itu. Jadilah nama-nama baru bermunculan, misalnya Poppy Ratnasari, Tubagus Heri Setiawan, Edi Sofyadi, Ratu Novia Rista, Laura Irawaty, Divani Aisyahara, Ajip Toni Rosidi dan seterusnya. Peradaban baru yang muncul itu dikunyah mentah-mentah tanpa sikap kritis dari generasi orang tua kami. Peradaban modern yang kelak disebut liberalisme dunia bebas itu telah menjadi anutan anak-cucu mereka. Semula mereka menganggap bahwa peradaban baru itu adalah jalan alternatif yang menjanjikan masa depan kami. Namun kemudian, mereka menyadari bahwa peradaban itu bukan sesuatu yang bergerak secara alamiah, tetapi merupakan bagian dari grand scenario perang dingin untuk mempertahankan kekuasaan kapitalistik dari negeri-negeri industri maju. Lalu, sampailah kepada suatu kesadaran baru tentang siapakah yang diuntungkan dari maraknya sistem kapitalisme liberal di masa Orde Baru, di saat para orang tua membebaskan anak-anak mereka untuk menganut sistem tersebut? Faktanya, 32 tahun kekuasaan Orde Baru dengan gradasi macam-macam dalam posisi kaum konservatif dan status-quo, selalu saja bertahan dengan memanfaatkan ketidakadilan sebagai motor penggeraknya, di mana rakyat Banten yang tertinggal, selalu menjadi korban landasannya. Belum lagi problem kemiskinan global yang bergantung pada konvergensi yang bergerak antara raksasa kapital kekuasaan bisnis besar, dunia pengusaha politik dan birokrasinya. Terutama seluruh komplek industri militer yang berkongsi dengan para pakar sains dan teknologi, serta segala perangkat laskar-laskar pelayanan yang diperlukan. Di awal abad 21 ini dunia iptek sudah menjadi raksasa-raksasa yang kecenderungannya berjalan dengan kedaulatan dan hukum-hukum raksasa itu sendiri. Pada akhirnya, prediksi kebudayaan yang dilontarkan bapak bangsa Soekarno menunjukkan pembuktiannya, bahwa kehormatan dan martabat manusia yang hidup di dunia ketiga negeri miskin cenderung didikte oleh dunia industri dan bisnis, dengan segala perangkat iptek di belakangnya. Terlebih dunia iptek yang mengabdi pada industri perang dan militer, sangat memperkuat dugaan, yang berkembang menjadi tuduhan, bahwa dalam praktiknya, iptek tidaklah netral akan tetapi lebih mengabdi kepada para pengusaha ekonomi, politik, sosial dan kultural. Setelah sekian puluh tahun, saya semakin memahami bahwa para sahabat kami sesama kelahiran Banten, seperti Topa, Duloh, Acim, Pengki, Sangsang, Ipah, Encop, Mamat, Udin dan seterusnya, tak lain merupakan corak dari masyarakat marjinal, lebih tepatnya mereka telah dimarjinalkan oleh sistem dan keadaan. Kini yang diperlukan oleh masyarakat Banten adalah semangat dan rasa percaya diri, bahwa apapun dampak positif dan negatifnya, sebagai umat beriman dan beragama, kita perlu memanfaatkan perangkat iptek tersebut demi untuk kebaikan dan kemaslahatan umat. Adapun perkara rizki bagi orang-orang bertaqwa, percayalah, bahwa Allah Yang Maha Kaya pasti menjamin pemenuhan rizki bagi setiap hamba-hamba-Nya, baik yang bersumber dari darat, laut maupun udara. Insya Allah… *
BisaJadi Anda Sapioseksual. Hanya Jatuh Cinta Pada Orang Pintar? Bisa Jadi Anda Sapioseksual. Di mata sapioseksual, kriteria itu bukanlah yang penting. Seorang sapioseksual hanya tertarik dengan seberapa cemerlang isi otak Anda. 22 Oktober 2021 14:00. Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna. Ilustrasi: seorang yang tertarik dengan kecerdasan lawan
KASKUS Maniac Posts 7,480 QuoteOriginal Posted By vandicsâ–şmaaf agan-agan, mau tanya. ada yang tahu alamat oarng pintar atau kiayi daerah banten gak? kalo cuman nyari orang pinter doank ..kaga use jauh2 ..di sini sarang nye orang2 pinter kok 08-02-2018 0038 Kaskus Addict Posts 1,245 dibanten yg tau paling bapak ane gan dia jg paranormal lebih pas nya dikasih karomah dr kecil,kebanten dr bogor cmn naik motor pulang balik 1 hari .ngobatin ya bisa jarak jauh/deket coba aja cek fjb ane coba ditanya di whatsapp nya 11-02-2018 1911

Menulisdi beberapa media lokal di Banten, Sumatera Barat, dan Madura. Humaniora . Nasib Anak Bangsa Kita (Dibuang di Negeri Sendiri, Dipakai di Negeri Orang) 23 Agustus 2016 10:42 Diperbarui: 23 Agustus 2016 11:00 312 0 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto Bahwa orang pintar di negeri ini belum tentu bernasib baik

foto ilustrasi 'orang pintar' – Menjelang pelaksanaan mutasi dan rotasi pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemerintahan Provinsi Pemprov Banten, sejumlah jasa paranormal atau orang pintar’ dan tempat yang dianggap keramat kini banyak didatangi oleh para oknum PNS. Kedatangan para oknum PNS tersebut ada yang bertujuan untuk silaturahmi dan bertanya apakah jabatan yang diembannya selama ini aman dan tidak terkena mutasi. Namun, ada juga yang minta doa agar bisa bisa mendapatkan promosi jabatan atau naik pangkat. “Yang datang kesini itu tidak hanya meminta naik jabatan, namun ada juga yang hanya silaturahmi dan bertanya apakah dalam mutasi mendatang jabatannya tetap aman. Namanya juga nyare’at, ada yang dikabulkan dan ada juga yang belum,” ungkap seorang paranormal di salah di kecamatan di Kabupaten Tunjung Teja, Kabupaten Serang kepada Kamis 2/3/2023. Sementara Yayan, tokoh masyarakat Kampung Cihaseum, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, mengakui belakangan ini banyak dari kalangan PNS yang datang ke tempat keramat pemandian Cipalias yang terletak di Desa Kupa Handap, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang untuk meminta barokah’ dari tempat yang selaam ini dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. “Biasanya kalau menjelang Pemilu, Pilkades dan mutasi dan rotasi jabatan di pemerintahan, setiap malam banyak yang datang hanya sekadar mandi di sumur Cipalias,” ungkap Yayan. Menurut Yayan yang juga tokoh pemuda setempat, kedatangan mereka ke Cipalias tidak hanya meminta jabatan dan menaikan derajat, namun ada juga yang datang mandi untuk meminta jodoh. “Di Cipalias itu ada 5 sumur Cipanganten yang bertujuan untuk meminta jodoh atau yang diitinggalkan oleh pasangannya, meminta agar pasangannya itu bisa kembali dengan mandi di sumur Cipanganten dan tentu saja didampingi oleh kuncen,” terang Yayan. Selain itu, kata Yayan, ada juga sumur Cipalias yang betujuan untuk mengatasi persoalan hukum atau yang dikejaar kejar hutang, banyak warga yang mempercayai dengan mandi di sumur Cipalias akan mendapatkan solusi. Sementara di sumur Cipangkat, adalah untuk para pegawai negeri maupun swasta agar disayang oleh pimpinan dan mendapat promosi jabatan yang diinginkan. “Ada juga sumur Cilancar untuk kelancaran usaha atau bisnis, dan ada sumur Cibarani untuk menambah kewibawaan, keberanian dan kepercayaan diri,” tandas Yayan.yas

TentangKami. DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN. Jl. Syech Nawawi Al-Bantani - Curug. Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kec. Curug. Kota Serang. Provinsi Banten. Telp. (0254) 267023.
1 Add Patterned DecorCourtesy of Dering HallIn this earthy, neutral-toned living room, autumnal orange striped chairs elevate the space without feeling out of place. Design by Taylor & - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading Below3 Upholster Chairs in a fun printCourtesy of Dering HallAn easy way to weave orange into your home is through pieces that can easily be moved around for an instant pop of color. In this Fifth Avenue dining room, orange chairs complement the green glazed walls. Design by Brockschmidt & Coleman, - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading Below7 Extend the color to the ceilingDouglas FriedmanIn designer Ken Fulk's Cape Cod library, the walls and ceiling are painted in Benjamin Moore's Dash of Curry. The warm, saturated orange contrasts with the blues of the room and the view of the ocean, while its extension to the ceiling is a chic, understated - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading Below11 Incorporate rich, textured accentsWilliam WaldronIn Antonello Radi's 16th-century Umbrian home, a vintage vibe was achieved through burnt orange walls and ornate decor. Velvet chairs and antique mirrors and portraits create an understated glamour that complements the 19th-century - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading Below13 Warm the space with woodCourtesy of Dering HallWooden accents create a sultry vibe in this oceanfront apartment, while the dim, warm lighting adds coziness to the ultra-modern space. Design by Michael Wolk - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading Below17 Let the hearth inspire your spaceThe glow of the fire in this cozy living space is complemented with peachy orange furniture and deep yellow walls, while natural light subtly brightens the - Continue Reading BelowAdvertisement - Continue Reading Below19 Soften up with textured wallsCourtesy of Dering HallThe carrot-colored wallpaper in this children's room has a delicate texture, making the bold color appear softer and more - Continue Reading BelowAssistant EditorLucia Tonelli is an Assistant Editor at Town & Country, where she writes about the royal family, culture, real estate, design, and more.
Orangtua, lanjut Nuri, harus punya rasa penasaran seperti anak-anak. Mau mempelajari bagaimana aplikasi, hingga mencari beragam sumber di internet. Dengan adanya rasa penasaran, mereka akan termotivasi, kemudian berkomitmen menyediakan waktu untuk mempelajari dari berbagai sumber yang ditemukan. "Orang tua harus termotivasi dan penasaran
Banten tak hanya memiliki destinasi wisata, tetapi juga ada museum yang menyimpan berbagai catatan sejarah. Wilayah ini juga menjadi saksi perjuangan para pahlawan hingga pendatang yang berdampak pada kebudayaan saat ini. Jika kamu ingin mempelajari sejarah dan menambah pengetahuan, maka bisa menunjungi beberapa museum yang ada di Banten ini. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah informasi lengkapnya. Baca juga Bangunan Tua Bersejarah di Tangerang yang Jadi Saksi Bisu Sejarah 1. Museum Negeri Banten Museum Negeri Banten. Foto dok. BPCB Banten Museum Negeri Banten sangat menarik untuk dikunjungi, karena fasilitasnya memadai dan lengkap. Fasilitas yang tersedia di museum ini adalah kids corner dengan berbagai adat dari sejumlah penjuru di kawasan Banten hingga proyek digital virtual. Lokasi Museum Negeri Banten berada di seberang alun-alun barat Kota Serang yang identik dengan bangunan megah khas kolonial. Bangunan ini sudah berdiri sejak 1821 silam, di mana sebelumnya pernah digunakan sebagai kantor Residentie Van Bantam atau Karesidenan Banten tempo dulu. 2. Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia. Foto Facebook/Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia menjadi tempat peninggalan sejarah dari pengalaman pemiliknya, yaiyu Pak Fauna. Museum ini sering dikunjungi oleh anak-anak hingga kelompok pramuka. Saat berkemah, peserta pramuka akan datang untuk menambah wawasan terkait sejarah perjalanan keliling dunia dengan menggunakan sepeda. Lalu, museum ini dikelilingi oleh banyak pepohonan, kemudian sangat berdampak pada ekonomi warga sekitar karena biasanya akan berjualan ketika anggota kemah pramuka berkunjung. 3. Museum Tangerang Banten Museum Tangerang Banten. Foto Google/Nur Halim Saat berada di Museum Tangerang Banten, kamu akan disuguhkan dengan berbagai catatan sejarah mengenai Masjid Agung dan struktur organisasi petinggi agama. Tempat bersejarah ini berada di Jalan Arya Kemuning, Kota Tangerang. Museum Tangerang Banten juga merupakan peninggalan sejarah yang patut untuk dilestarikan. 4. Museum Benteng Heritage Museum Benteng Heritage. Foto dok. Museum Benteng Heritage Museum Benteng Heritage bisa kamu kunjungi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kisah-kisah awal bagaimana istilah Cina Benteng mulai dikenal masyarakat. Bahkan, Museum Benteng Heritage menjadi saksi hidup peranakan Tionghoa di Tangerang sejak Laksamana Cheng Ho datang. Bangunan museum ini berada di tengah pasar, tepatnya di dekat klenteng. Meski begitu, tempatnya tidak sulit diakses dan bisa ditemukan dengan mudah. Baca juga Rekomendasi Penginapan di Ujung Kulon, Harganya Terjangkau 5. Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Foto Dinas Pariwisata Provinsi Banten Sejak 1985, Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama sudah diresmikan oleh Haryati Soebadio. Lokasi museum ini berada di sebelah Masjid Agung. Lalu, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk ke museum tersebut. Setiap ruangannya dilengkapi pendingin ruangan dan pencahayaan yang cukup agar pengunjung tetap merasa nyaman. Kemudian, ada pula koleksi dan catatan sejarah Banten ketika melawan penjajah, sejarah lada hitam dan merica, dilengkapi mata uang, pipa rokok, patung istana, yang dilarang untuk disentuh. 6. Museum Multatuli Museum Multatuli. Foto dok. Museum Multatuli Seorang penulis Bernama Eduard Douwes Dekker, merupakan pelopor dari nama Museum Multatuli sendiri. Ia adalah seorang asisten residen Lebak yang bermukim di Rangkasbitung pada Januari-Maret 1856. Pada 1860, Dekker menulis sekaligus menerbitkan sebuah novel berjudul Max Havelaar. Novel ini menjadi salah satu karya penting yang membahas sejarah Banten dan Lebak, sehingga pemerintah Kabupaten Lebak memutuskan untuk mendirikan Museum Multatuli. Bukan hanya semata menjelaskan kehidupan pribadi Multatuli atau Eduard Douwes Dekker, tetapi museum ini juga disebut sebagai museum anti-kolonial pertama di Indonesia. 7. Museum Pustaka Peranakan Tionghoa Museum Pustaka Peranakan Tionghoa. Foto Google/Adi Putera Widjaja Semua hal yang berkaitan dengan Tionghoa mulai dari buku, majalah, koran, hingga catatan, ditawarkan oleh museum ini. Museum Pustaka Peranakan Tionghoa disebut sebagai surga para peneliti, terutama bagi yang tertarik dengan sejarah Tionghoa. Tujuan didirikannya museum ini adalah menunjukkan fakta sejarah terkait kontribusi dan kehadiran kaum Tionghoa yang tidak seburuk dipikirkan oleh sebagian orang. Menariknya, pemilik yang juga memiliki darah Aceh tersebut menggunakan dana pribadinya untuk mendirikan museum tersebut. Itulah tujuh museum di Banten yang bisa kamu kunjungi. Jadi, kamu bisa mempelajari berbagai sejarah sekaligus menambah wawasan. ECN Baca juga 7 Tempat Wisata di Tangerang untuk Liburan Akhir Pekan Bersama Keluarga
XE6K2.
  • sxo97dp2iv.pages.dev/32
  • sxo97dp2iv.pages.dev/184
  • sxo97dp2iv.pages.dev/250
  • sxo97dp2iv.pages.dev/359
  • sxo97dp2iv.pages.dev/259
  • sxo97dp2iv.pages.dev/274
  • sxo97dp2iv.pages.dev/40
  • sxo97dp2iv.pages.dev/287
  • sxo97dp2iv.pages.dev/26
  • orang pintar di banten