Istilahyang populer untuk jenis alat berat penggali ini adalah Excavator. Excavator juga dapat digunakan sebagai alat pengangkut, namun sayangnya tidak dapat digunakan dalam jarak jauh. 3. Wheel Loader & Track Loader (pixabay.com) Wheel loader, track loader adalah alat yang memiliki sama fungsi dengan dozer, yaitu digunakan untuk pemindahan Istilah- istilah dalam bidang apparel and garment Accessories merupakan material pelengkap pakaian. Misalnya zipper resleting, button kancing AD merupakan singkatan dari Article Description yang berisi tentang semua keperluan yang ada untuk satu pembuatan garment, baik dari segi design, material yang digunakan, warna yang dipilih, jenis jahitan pada garment, artwork pada garment, packaging dan lain sebagainya yang menyangkut pada detail garment. BOM Merupakan singkatan dari Bill of Material yang berisi material yang digunakan oleh germent tersebut. BOM sendiri merupakan salah satu part yang ada pada AD. Bulk merupakan istilah lain untuk mass production atau produksi dalam jumlah besar. Bundle merupakan sejumlah ikatan komponen dalam pakaian. Misalnya bagian lengan untuk potongan kain pertama hingga bagian lengan untuk potongan ke 100. Button disebut ā€œkancing bajuā€ dalam keseharian. Consumption merupakan istilah untuk penyebutan banyaknya penggunaan material pada satu garment. Embroidery merupakan proses border. Fabric merupakan bahasa inggris dari kain dan bahasa yang kerap dipakai dalam industry textile and garment. Face dalam dunia garment, face yang dimaksud disini adalah face dari fabric. Sehingga face adalah bagian depan dari fabric yang nantinya merupakan tampak luar dari garment tersebut. Finished goods merupakan bahasa lain dari garment yang sudah lolos QC dan siap untuk dikirimkan. Garment merupakan penyebutan global untuk barang jadi setelah sewing. Misalnya adalah penyebutan pants, t-shirt, jacket. Grouping adalah istilah untuk pengelompokan yang didasarkan pada standard yang diberikan oleh buyer. Sehingga akan memberikan status grade pada material tersebut. Interlining merupakan kain yang digunakan untuk pengeras komponen tertentu pada pakaian. Inspection merupakan istillah lain dari pengecekan. Pengecekan dalam hal ini condong pada istilah pengecekan material. Karena untuk garment setengah jadi akan di beri istilah QC. Knuckle adalah bagian dari pocket. Atau lebih jelasnya adalah bagian sisi pocket yang terkena punggung tangan. Layer merupakan banyaknya tumpukan kain. Atau biasa di sebut ā€œlapisanā€ dalam bahasa keseharian. Lining sisi dalam pada garment. Misal baju yang memilikki 2 layer untuk fabricnya, maka bagian sisi dalam yang menyentuh kulit kita di sebut lining. Lot biasanya digunakan dalam penyebutan jumlah fabric. 1 lot fabric adalah satu lembar dangan panjang tertentu fabric dalam satu kali pencelupan warna atau satu kali produksi fabric. Marker merupakan gambar penataan pola dalam satu kertas untuk acuan cutting. Merchandiser adalah sebutan bagi karyawan yang bertugas untuk berhubungan dengan buyer untuk membicarakan semua tentang style yang akan dipesan oleh buyer. Needle adalah bahasa inggris dari jarum dan sering digunakan sebagai bahasa garment. Numbering merupakan proses penomoran untuk setiap lapis kain yang telah dipotong. Berguna untuk memudahkan penyatuan saat proses jahit, karena potongan lapis pertama kain harus digabungkan dengan potongan lain di lapis pertama kain tersebut untuk menghindari adanya shading. Palm merupakan bagian dari pocket. Atau dalam sebutan lain untuk sisi pocket yang terkena telapak tangan. Panel merupakan potongan bagian dalam satu kesatuan garment. Pass Merupakan istilah untuk material atau garment lolos dari tahap tersebut. Pocket sebutan lain untuk ā€œkantongā€ atau ā€œsakuā€ Pola disebut juga pattern, merupakan acuan dalam pemotongan satu bagian garment. Biasanya terbuat dari kertas karton tebal. Roll biasanya digunakan untuk penyebutan material yang berbentuk gulungan. Misal satu roll fabric, maka maksudnya disini adalah satu gulung fabric. Sewing merupakan proses jahit. Shading merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut perbedaan warna pada satu garment. Jika pada lengan dan body terdapat perbedaan warna, padahal memiliki jenis dan warna yang sama, maka perbedaan warna tersebut di sebut sebagai shading, Shell merupakan sisi luar dari garment. Jika fabric memiliki face, maka garment memiliki shell. Yang dalam kata lainnya adalah sisi garment yang nampak atau terlihat di luar. Shrinkage merupakan istilah dari penyusutan SMV merupakan waktu dalam minute yang digunakan dalam pembuatan satu garment. ā€œ Standard Minute Valueā€. Spreading merupakan proses gelaran kain sebelum dilakukan cutting untuk pembuatan garment. Stitch merupakan istilah untuk jahitan. Style merupakan model garment yang di pesan oleh buyer. Warehouse disebut gudang. Dalam bidang apparel and garment, gudang biasanya dibagi menjadi gudang material dan gudang finished goods. Zipper sebutan lain untuk resleting. Dan masih banyak lainnya.. Yaaistilah-istilah dalam taekwondo ini sering digunakan ketika proses latihan berlangsung, istilah-istilah taekwondo ini di ambil dari bahasa korea, sebab awal mula nya terbentuk nya Taekwondo dari korea. Yaa langsung saja saya akan mencantumkan list nya. Sabeum = Instruktur; Contohnya Noda celupan pada kain tidak melebihi dari 1,25 meter Pengecapanpriting yang jelek tidak melebihi dari 1,25 meter Warna kain yang tidak rata tidak lebih dari 1,25 meter Benang yang lepas pada akhir jahitan Setikan yang rusak masih dapat diperbaiki Lebar kemeja yang tidak sama tapi tidak kelihatan Panjang lengan yang tidak rata tapi kurang dari 9 mm Dan lain-lain e. Quality Control QC for Garment Kendali Mutu Garmen Mutu diperiksa dalam beberapa tahap yang berbeda dalam proses produksi. Departemen kendali mutu merupakan bagian yang terpisah dan bertugas untuk memastikan bahwa hasil akhirnya benar. Manajer Kendali Mutu bertanggung jawab atas departemen ini, di bantu oleh para penyelia di beberapa bagian. Masing – masing pabrik memiliki sistem kendali mutu tersendiri. Semakin rinci dan semakin bermutu bagian kendali mutu, maka semakin baik hasil akhirnya. Oleh karena itu pemeriksaan dilakukan pada beberapa tahap dalam proses produksi. Quality Control Kendali Mutu adalah serangkaian kegiatan yang telah terencana, bertujuan untuk memperbaiki taraf atau standar yang telah dicapai sebelumnya, atau suatu proses memperbaiki standar produk dari mulai rancangan sampai produk tersebut digunakan oleh konsumen untuk memberikan kehidupan dengan memberikan kondisi. Proses tersebut terdiri dari lima tahapfase, yaitu 1 Menentukan standar kualitas mutu barang untuk menyelesaikan produk garmen seperti menghargai keindahanestetika emotional appeal, daya tahan durability, dan kegunaan utility. 2 Menentukan spesifikasi untuk kebutuhankeperluan bahan dasar raw material untuk mencapai keindahanestetika emotional appeal, daya tahan durability, dan spesifikasi kegunaan utility pada 1. 3 Menentukan spesifikasi untuk proses mesin, kekuatan manusia, kegunaan, perlengkapan, peralatan untuk bidang 1 dengan 2 selama proses berlangsung, pengemasan, dan pengapalan. 4 Menentukan prosedur pemeriksaan kendali mutu Quality Control Inspection yang dibutuhkan untuk memelihara spesifikasi pada 2. 5 Menentukan prosedur pemeriksaan kualitas untuk memelihara spesifikasi pada 3. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut Garment Process Production Sampling Room, Pattern Maker, Marker Making, Spreading, Cutting, Sewing Assembling, Trimming, Pressing, Finishing, Packing, and Shipping. Sumber Quality Control By Djas Winata, IGTC-Bogor FLOW PROCESS WOVEN CIRCULAR KNIT GARMENT Flow Process for Flat Knit Sumber Quality Control By Djas Winata, IGTC-Bogor Masalah-masalah yang kadang muncul dalam industry rajut Flat Knit Industry Bayangan warna shading color Cacat lubang, kesalahan merajut Defect holes, knitting faults Cacat jahitan sewing defect Kotor Dirty Masalah pengukuran Measurement Problems Faktor-faktor Kualitas pada Kain Rajut Quality Factors in Knitted Fabric Wales per inch Course per inch Yarn count Thickness or weight of fabric Fabric dimensional stability Fabric and yarn defect Faktor-faktor Kualitas Garmen Garment Quality Factors Style model Measurement pengukuran Uniformity and color matching Seams Stitch density, stitch type, thread Puckering Appearance Colorfastness to washing, rubbing, water, dry clean, etc Crease Recovery Buttons and buttonholes Seam strength versus fabric strength Fabric defects Garment defect Etc Pemeriksaan Kendali Mutu Quality Control Inspection  Pemeriksaan Bahan Dasar Raw Material Inspection  Pemeriksaan Kain Fabric Inspection Pemeriksaan kain dilakukan untuk menentukan kualitas kain yang akan digunakan untuk garmen. Pemeriksaan kain ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemeriksa kain The Fabric Inspection Machines yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.  Benang Jahit Sewing Thread Benang jahit akan diperiksa dan diuji sesuai dengan karakteristik berikut yarn count, yarn ply, number of twists, twist balance, yarn strength tenacity, dan yarn eleongation. Hal-hal berikut yang harus diperhatikan untuk benang jahit, yaitu Imperfections Ketidaksempurnaancacat benang sebaiknya bebas dari slubs dan knots simpul-simpul. Finish adanya minyak akan menyebabkan benang mudah sliptergelincir dan licin untuk masuk melalui lubang jarum. Color warnanya harus disesuaikan dengan standar Package density Winding lilitan harus seragam Yardage mempunyai panjang yang cukup  Pengancing Fastenings Zippers, Velcro, Hook Eye, Buttons, Buckles, Snap Fasteners, etc.  Lapisan dan bahan Pengisi Interlining and Padding Kualitas interliningbahan pelapis diuji dalam kualitas kain yang sebenarnya dalam temperatursuhu standar dan prosesnya didalam mesin fusing Fusing Machine. Sedangkan untuk paddingbahan pengisi dikontrol dalam berat per meter persegi gram square meter or ozsquare yard, thickness In MM, dan bulkiness. Untuk keperluan pengisi jaket, biasanya padding ini sekalian dijahit pada kain vuringlining-nya. FABRIC GARMENT INSPECTIONS  Pemeriksaan dalam Proses Produksi In Process Inspection  Membentangkan kain Spreading  Pemotongan Kain Cutting  Penjahitan Sewing  Penyeterikaan Pressing Finishing  Pemeriksaan Terakhir Final Inspection  Sampling Plan Single sampling Plan Double Sampling Plan Representative sampling  AQL Acceptable Quality Level  Product Quality Audit i. Selecting the samples for Final Inspection ii. Inspection of the Selected Sampling iii. Verification or Conformity Check iv. Measurements check v. Inspection of Workmanship vi. Final Inspection Results CUTTING TABLE QUALITY CONTROL DEPT Hasil Akhir Pemeriksaan Final Inspection Results Sewaktu semua unit dari sample telah diperiksa, hasil pemeriksaan tersebut dipindah dari lembar kerja pemeriksaan the inspection worksheet ke laporan akhir pemeriksaan the final inspection report. Hanya cacat mayor the major defects yang dicatat dan dilaporkan dalam laporan akhir pemeriksaan. Dengan membandingkan jumlah unit cacat mayor yang sebenarnya dengan jumlah unit cacat mayor yang dapat diterima, pemeriksa the inspector menentukan apakah order diluluskan ataukah ditahan. Order yang Lulus Passed Order Ketika bekerja dalam tempat pusat pemeriksaan, Kepala Pemeriksa The chief Inspector atau Manajer kualitas quality manager akan mengujimemeriksa akurasikeakuratan dari penemuan pemeriksaan dan dimana perlu, menetapkanmenentukan status pemeriksaan inspection status order. Ketika order dinyatakan lulus, Departemen Merchandise The Merchandise Department, departemen pengapalan shipping department dan pengemuka pabrik harus menginformasikan sesegera mungkin bahwa pengapalan akan dilakukan. Jika pemeriksaan dilakukan di pabrik supplier, dan order dinyatakan lulus, pemeriksa boleh membebaskanmelepaskan pengapalan disana. Order yang ditahan Held Order Pada semua kasus, ketika suatu order ditahan, Manajer Kualitas the quality manager harus sudah diberi informasi. Laporan pemeriksaan The inspection report bersama dengan sample yang dinyatakan cacat, harus diberikan kepada manajer kualitas the quality manager. Secara bersama, manajer kualitas dan bagian manajer harus menentukan apakah ada pembetulan order, yang salah satunya dengan mengoreksi atau penyortiran yang dimungkinkan. Ketika ini dapat dilakukan tanpa tanggal pengiriman order, pelanggan tidak memerlukan informasi lagi. Jika demikian, suatu order yang ditahan dan dapat diperbaiki, tetapi tanpa tanggal pengiriman order, pelanggan harus diberi informasi bahwa ordernya yang sedang diperbaiki, akan terlambat tanggal pengirimannya. Dalam kasus order ditahan sesudah pemeriksaan pertama dan kedua dan barang tidak dapat diperbaiki, pelanggan harus secepatnya diberi tahu agar prosedur diblok atau prosedur barang dibatalkan. Hal ini penting, informasi mengenai format prosedur barang dibatalkan atau diblok tersebut adalah lengkap dan benar dan diskripasi tentang kecacatan tersebut menjelaskan secara jelas sifat kecacatannya, sebagai pelanggan akan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diberikan tersebut. Barang yang tidak dapat mencapai standar minimum konsumen pabrik akan dipertimbangkan untuk dibatalkan. Sewaktu jawaban untuk format barang yang diblok atau dibatalkanditahan telah diterima dari pelanggan, tindakan selanjutnya akan diambil. Pembebasan dari pengapalan yang ditahandibatalkan hanya boleh diberikan dengan ijin dari manajer kualitas dan bagian manajer. Keduanya harus menandatangani laporan pemeriksaan tersebut. Catatan Perselisihan antara manajer kualitas dan bagian manajer, kantor manajer harus merundingkan. Quality Control QC akan memberikan pemeriksaan akhir final inspectors sebuah Tabel Klasifikasi Barang Afkiran a Reject Classification Table yang mana kualitas cacatnya quality defects sebagai berikut  Repaired to classify as ―First‖ quality.  Repaired to classify as ―Second‖ quality.  Sold as is no repairs as ―Irregular‖ quality. ― Irregularā€ quality disini berkenaan dengan garmenpakaian jadi dengan cacat yang mengakibatkan hilangnya spesifikasi keindahan esthetics, daya tahan durability dan atau kegunaan utility. ā€œ Second ā€œ quality disini berkenaan dengan perbaikan pada kain atau perbaikan cacat yang mengakibatkan hilangnya nilai keindahan esthetic value. Spesifikasi Kualitas Barang untuk Pengiriman Eksport yang Baik Quality merchandise specification for export goods delivery  Konstruksi Kelim Seam Construction  Faktor Spesial Special Factors  Penyelesaian Finishing  Pengancingpenutup Zip Fasteners  Keliman Hems  Pengujiannyang diminta Testing Requirement Strength Abrasion Pilling Snagging Crease Recovery if required Stretch for stretch materials only Dimensional stability Color fastness  Pengancing Fastenings  Saku Pockets  Kerah Collars  Lapisan Interlining  Vuring Lining  Ban Pinggang Waistbands  Benang Threads RANGKUMAN Dari arti suku kata tersebut di atas, maka dapat kita ambil pengertian bahwa Quality Assurance QA adalah ―jaminan mutu‖ atau ―kepastian mutu‖, dan Quality Control QC adalah ―pengawasanpengendalian mutu‖. Jadi Quality Assurance QA and Quality Control QC for garment manufacture adalah ―kepastian dan pengawasankendali mutu pada pakaian jadi yang dibuat oleh pabrik ‖, atau secara sederhana dapat diartikan sebagai ―kepastian mutu pakaian jadi‖. Dengan demikian, maka Quality Assurance QA and Quality Control QC for garment manufacture dapat diartikan sebagai ―kepastianjaminan dan pengawasanpengendalian mutu pakaian jadi dalam proses pembuatannya di pabrik garmen‖. Membahas masalah tugas pemeriksaan mutu produk garmen yang dilakukan oleh QA, maka tidak terlepas dari prosedur pemeriksaannya Inspection Procedures. Oleh karena itu berdasarkan prosedur pemeriksaannya, maka Program Quality Assurance QA atau program penjaminan mutu dibedakan menjadi dua pemeriksaan two inspection, yaitu yang dinamakan dengan Inline Inspection dan Final Inspection Djas Winata-IGTC, 2006. Mutu diperiksa dalam beberapa tahap yang berbeda dalam proses produksi. Departemen kendali mutu merupakan bagian yang terpisah dan bertugas untuk memastikan bahwa hasil akhirnya benar. Manajer Kendali Mutu bertanggung jawab atas departemen ini, di bantu oleh para penyelia di beberapa bagian. Masing – masing pabrik memiliki sistem kendali mutu tersendiri. Semakin rinci dan semakin bermutu bagian kendali mutu, maka semakin baik hasil akhirnya. Oleh karena itu pemeriksaan dilakukan pada beberapa tahap dalam proses produksi. Quality Control Kendali Mutu adalah serangkaian kegiatan yang telah terencana, bertujuan untuk memperbaiki taraf atau standar yang telah dicapai sebelumnya, atau suatu proses memperbaiki standar produk dari mulai rancangan sampai produk tersebut digunakan oleh konsumen untuk memberikan kehidupan dengan memberikan kondisi. BAB III EVALUASI

OurCompany. 2008 Columbia Road Wrangle Hill, DE 19720 +302-836-3880 [email protected]

Apakah anda adalah seorang karyawan baru sebagai Quality kontrol di industri garment manufaktur? atau kah anda pingin melamar bagian ini?Jika iya and mesti baca dulu artikel di bawah ini ,ini adalah artikel tentang contoh istilah yang di gunakan oleh Quality Control di industri garment manufaktur dalam bahasa Inggris1. SKIP STITCH ON.....-loncat2. RUN OF STITCH ON....- meleset3. FRACTURED AT.../BURDST ON...-jebol4. UNEVEN JOIN STITCH ON....-dua STITCH ON.....-jahitan putusArtikel lainnya*Bagaimana cara mengukur baju di garmen*Pertanyaan interview quality control di pabrikgarmen*6. PUCKERING AT......-jahitan mengkerut7. PLEAT SEWED AT-kelipat8. VISIBLE PLN HOLE AT....-banyak bekas jarum pinggir kain 9. NEEDLE CHEW AT...-Bekas Jarum Tumpul/bekas Dedel10. UNTIDY JOIN STITCHING AT...-Sambungan Jahitan Tidak Rata11. INCOMPLETE STITCH AT...atreyan/jahitan kurang panjang12. TWISTED AT...Melilit13. HIKING BOTTOM HEM-Klim Bawah Naik14. BUBLING/FULLNESS-Gelembung/Melendung15. UNEVEN STITCHING ON...-Stich Tidak Rata/tidak Lurus16. …..CURVE AREA NOT ROUND-Bulatan Tidak Bagus17. NOT STRAIGHT-Tidak Lurus18. POOR....SHAPE-Bentuk Jelek19. NOT FOLLOWING PATTERN/SAMPLE MISING-Tidak Sesuai Pola20. WRONG PATTERN-Salah Pola21. GATHERED STITCHING ON...-Atretan Kebanyakan22. CROOKED STITCH/WAVY,STITCHING AT...-Stitch Tidak Rata Naik Turun Besar Kecil 23. UNNECESSARY STITCHING AT...-Jahitan Tidak Perlu24. INCORECT SPACE/ TIE GAP-Bukaan Kerah Salah25. HIGH LOW-Tinggi Sebelah26. OVERLAP COLLAR GAP- Krah Tumpang Tindih27. WRONG/FAULTY-Salah28. NOSE EXTENSION- Balap29. UNEVEN-Pengambilan Jahitan Tidak Sama30. PERMANENT GREASE MARKAT-Noda Minyak Tidak Hilang31. DIRTY/ STAIN-kotor32. LUMP OF THREAD AT-Jahitan Benang Bergumpal33. UNSMOOTH CURVE ON- Bagian Bulatan/belokan Tidak Bagus34. JOIN STITCHING ON...-Ada Jahitan/ Sambungan35. SEAM GAPPING AT-Stitch Kurang Terbuka36. INSUFFICIENT STITCHING ON....BUTTON-Benang Kancing Sedikit/kurang37. UNCLEARED THREAD AT...-Benang Belum Dibersihkan38. MISS ALLINGMENT OF BAND BTTN TO FRONT BTTN- Kancing Kerah tidak Sejajar Dengan Kancing Badan39. UNBALANCE....-Tidak Jalur/ Tidak Rata40. MISS MATCH-Tidak Matching41. SEAM GRIN AT....-Stitch Terlalu Terbuka42. MISSING...Tidak Ada43. UNEVEN...LENGHT-Panjang tidak sama44. UNEVEN...WIDTH-Lebar Tidak Sama45. EXESS STITCHING AT....-Jahitan Lebih46. BUNCHED STITCHING AT...-Jahitan Bertabrakan47. SPACE-Jarak48. STAY STITCH SHOWING AT...-Jahit bantu Kelihatan49. UNSECURE....STITCH AT...-jahitan Merudul50. INCORRECT SPACE- Space Tidak Benar51. COLLAR BAND TOP STITCH-Jalur Kaki Kerah52. COLLAR SETTING STITCH SHOWING-Jahit Pasang Kerah Kelihatan Setelah Tutup Kerah53. COLLAR POINT NOT SHARP- Ujung Krah Kurang Lancip54. POOR COLLAR BAND SHAPE-Bentuk Bulatan Kaki Kerah Jelek55. COLLAR CLOSING-Tutup Kerah56. FULLNESS AROUND COLLAR-Gelembung Sekeliling Krah Bag. Badan 57. PUCKERING AROUND COLLAR-Mengkerut Sekeliling krah Bagian Depan 58. EXCESS STITCHING AT COLLAR POINT-Jahitan Lebih Pada Pucuk Krah59. SEAM GAPPING AT COLLAR TOP STITCH-Stitch Kerah Atas Belah60. NOSE IN BAND-Pasang Kerah Nonjol61. FRACTURED COLLAR POINT- balik pucuk kerah jebol62. UNSYMETRICAL AT COLLAR SETTING- pasang kerah tidak sesuai63. INCORRECT LABEL SETTING- pemasangan label tidak benar64. FAULTY LABEL-salah label65. UNEVEN LABEL SETTING- pasang label tidak rata66. LABEL OFF CENTER-label kurang SETTING SLANTING-pasang label miring68. ALLOWANCE LABEL SHOWING-pasang label balap69. MISSING LABEL-tidak ada label kelupaan 70. NOT FOLLOWING FOLDED MARK OF LABEL-tidak ikut lipatan label71. FRONT PLAKET SLATING/NOT STRAIGHT-plaket miring/ tidak lurus72. HI-LOW FRONT PLAKET- plaket panjang sebelah73. MISMACH FRONT PLAKET WITH BODY-badan dengan plaket tidak rata74. UNEVEN FRONT PLAKET TOP STITCH-stitch plaket tidak rata75. WAVY A LONG CENTER FRONT- plaket bergelombang76. INCONSISTANT BOTTON POSITION- jarak kancing tidak rata77. POOR POCKET SHAPE- bentuk kantong jelek78. INCORECT POKET BLOKING-bloking kantong tidak benar79. INCORECT POKET PLACEMENT-penempatan kantong tidak benar80. POKET SLANTING- kantong miring81. UNEVEN POKET HEM-klim kantong tidak rata82. FLAPS SHOTER ACHGER IN WIDTH THAN POKET-tutup kantong lebih kecil /panjang dari kantong83. POKET ALLOWANCE VISIBLE OUTSIDE-alowance kantong kelihatan84. PLEATIN IN POKET-pasang kantong kelipat86. EXCESS STITCHING AT POKET BLOKING- jahitan lebih pada bloking kantong86. BOX PLEAT- Ada lipatan pada jahitan kotak87. SIDE PLEAT-Ada lipatan pada jahitan samping88. UNEVEN JOINNING FRONT & BACK YOKE- sambungan bahu depan belakang tidak sama89. UNEVEN STITCHING AT BACK YOKE-stitch bahu belakang tidak rata90. BACK PLEAT OFF CENTER-Lipatan belakang tidak pas tengah91. INCORRECT PLEAT POSITION- posisi lipatan belakang salah92. POOR PLATE SHAPE-bentuk rempel belakang jelek93. 94. JOINING YOKE BACK-Sambungan belakang94. SLEVE SETTING-Pasang Tangan95. UNEVEN JOINING SLEVE & BODY- pasang tangan & badan tidak rata/tidak sama96. UNEVEN SLEVE LENGHT-panjang tangan kiri kanan tidak sama97. UNEVEN SLEVE PLAKET WIDTH-lebar plaket tangan kiri kanan tidak sama98. UNEVEN PLACKET BLOKING-blocking plaket tangan segitiga tangan 99. POOR SLEVE PLACKET SHAPE-bentuk plaket tangan GAPPING AT ARM HOLE STITCH-stitch lingkar lengan kurang GREAT ARM HOLE STITCH- stitch lingkar lengan terlalu ARMHOLE-lingkar tangan STITCH AT ARMHOLE-stik lingkar tangan tidak SIDE SEAM-klim pinggir tidak LOW SIDE SLIT-side slit tidak SIDE SLIT STITCH-stik side slit tidak rata107. RAW EDGE AT SIDE SEAM-kain kelihatan seperti jebol pada klim AT SIDE SEAM-klim pinggir ON CUFF-pasang manset AT CUFF SETTING-pasang manset CUFF SHAPE-bentuk manset HEM-jalur TOP STITCH-stik CURVE AREA NOT ROUND-bulatan manset tidak VISIBLE OUT SIDE AT CUFF TOP STITCH-stik menset CUFF WIDTH-lebar manset CUFF-manset tidak SEAM AT BOTTOM HEM-klim bawah BOTTOM HEM-klim bawah tidak BOTTOM HEM-klim bawah AT BOTTOM HEM-klim bawah AT BOTTOM HEM-klim bawah tidak AT BOTTOM HEM-klim bawah BUTTON-salah BUTTON-kancing pecah/ BUTTON POSITION-posisi kancing BUTTON SPACING-jarak kancing tidak BUTTON STITCHUNG-kancing OF BUTTON-kancing SEWN BUTTON-kancing hanya dijahit ENOUGH THREAD AT BUTTON STITCHING-kancing kurang APART BUTTON HOLE-lubang kancing lebih BUTTON HOLE SPACING-jarak lubang kancing tidak BUTTON HOLE STITCHING-lubang kancing BUTTON HOLE-jahitan lubang kancing ke SIZE STICKER ON POLYBAG-salah BARCODE TAG-salah barcode SPACE TOO BIG/OVERLAP-tie jarak terlalu besar/tumpang OFF CENTER-plaket tidak OFF CENTER-label kurang POLYBAG-polybag IRON-gosokan minyak/kotor/ CHEW-lobang/bekas lobang EDGE-ujung OF STITCH-loncat/putus/melesetIstilah istilah Quality Control di industri garment manufaktur diatas,sering di gunakan dala penemuan cacat pada hasil produksi.

Sejatinyaperan HR dan divisi Health, Security, and Environment itu sangat saling berkaitan. Bahkan beberapa perusahaan manufaktur menetapkan bahwa HR dan HSE artinya adalah sebuah unit kesatuan yang saling terintegrasi. Keduanya sama-sama mengatur karyawan. Di mana HR merekrut, memberdayakan, dan melatih SDM.
Pengertian Kualitas Quality/kualitas/mutu dalam industri garmen dapat didefinisikan sebagai kesesuaian produk atau hasil akhir dibandingkan dengan standar atau spesifikasi tertentu serta pencapaian nilai kepuasan konsumen atas produk. Untuk membandingkan kualitas produk dengan standar yang diinginkan maka dapat dilakukan dengan cara Pemeriksaan inspection secara visual Pengukuran measurement Tes pakai fitting Pengujian laboratorium laboratorium test. Quality Control QC Quality Control adalah upaya pengendalian mutu selama proses produksi, menjaga produksi berjalan sesuai dengan standard mutu yang telah ditetapkan dalam rangka untuk menghasilkan produk akhir yang baik sesuai standard yang telah ditetapkan. Memeriksa hasil produksi dari awal proses sampai hasil jadi untuk memastikan kesesuaian dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Quality Assurance QA Quality Assurance QA dapat didefinisikan sebagai berikut Upaya memberikan penjaminan bahwa proses produksi dapat memenuhi kriteria dan ketentuan yang telah disepakati untuk menghasilkan produk yang baik. Suatu usaha dalam mencegah kesalahan atau pun cacat pada produk manufaktur, menghindari permasalahan dalam menyediakan produk atau layanan kepada pelanggan. Definisi menurut ISO 9000 adalah sebagai ā€œbagian dari manajemen mutu yang berfokus pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhiā€. QA/QC QA/QC adalah kombinasi dari penjaminan kualitas QA, proses atau serangkaian proses yang digunakan untuk mengukur dan memastikan kualitas suatu produk, dan pengendalian kualitas QC, proses untuk memastikan produk dan layanan memenuhi harapan konsumen. QA berorientasi pada proses dan berfokus pada pencegahan kerusakan, sedangkan QC berorientasi pada produk dan berfokus pada identifikasi cacat defect. Defect/Cacat Defect adalah ketidaksempurnaan/kesalahan/kerusakan/penyimpangan suatu produk dari spesifikasi/standar yang ditetapkan. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan dalam penanganan bahan baku, proses produksi, proses akhir produksi atau kesalahan dari faktor yang lain. Defect dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu Critical defect cacat kritis Major defect cacat mayor Minor defect cacat minor Critical Defect Critical defect adalah cacat yang tidak bisa diterima atau ditolak reject. Critical defects adalah segala sesuatu yang dapat membahayakan bagi si pemakai produk. Berikut ini adalah beberapa contoh critical defects Terdapat benda tajam patahan jarum, staples, rivets, kawat, pins, dll. Tidak memenuhi unsur keamanan untuk produk bayi dan semua yang berhubungan dengan CPSC Consumer Product Safety Commission Pada produk bayi dan anak-anak, komponen yang longgar seperti kancing, snaps, batu aksesoris stone, dan lain-lain. Benang, tali atau sisa benang tidak terpotong trims yang terlalu panjang atau longgar yang dapat membahayakan bayi atau anak. Apabila ditemukan critical defect pada audit maka rijek dan harus diperiksa semuanya 100%. Major Defect Major defect adalah cacat yang tampak atau terlihat dengan jelas dan bisa berdampak terhadap kelayakan jual. Defect dapat berasal dari bahan baku kain, bahan bantu aksesoris, atau kesalahan proses produksi. Cacat jenis ini umumnya tidak bisa atau sulit untuk diperbaiki. Contoh major defect Bolong, sobek Jahitan putus, loggar/kencang/kerut di zona a Noda minyak di zona a Ukuran tidak sesuai spesifikasinya Dll. Minor Defect Minor defect adalah cacat yang tidak terlalu kentara terlihat apalagi bagi konsumen awam sehingga bisa dikatakan tidak sampai mengakibatkan penurunan mutu produk secara langsung. Cacat jenis ini umumnya dapat diperbaiki. Contoh minor defect Hasil perbaikan yang tidak bagus Slub lebih kecil dari Ā¼ā€ Skip 1 stitch pada blind stitch Ujung benang tidak terpotong lebih kecil dari Ā½ā€ Benang menempel kotor. Zona Defect Pada pemeriksaan secara visual, zona A adalah area pakaian yang paling terlihat di mana mata akan fokus ketika pakaian dikenakan. Zona B adalah area lain dari pakaian di mana defect mungkin tidak akan terlalu terlihat dan tidak begitu berdampak pada tampilan pakaian. Zona C adalah area paling tidak terlihat dan kecil sekali dampaknya pada tampilan, contohnya area bagian dalam pakaian. Defect pada zona A dianggap lebih serius dibandingkan pada zona B, Defect pada zona B dianggap lebih serius dibandingkan pada zona C. Terdapat beberapa pengecualian mengenai zona defect dan hal ini kembali lagi tergantung dari permintaan atau ketentuan yang ditetapkan buyer, misalnya Hanya berlaku zona A dan B tidak ada zona C Tidak ada Zona B dan C pada celana dan rok dengan panjang 23ā€ ke bawah jika diukur dari bawah pinggang. Tidak ada Zona B dan C untuk pakaian dalam dan celana dalam. Contoh Defect Defect dapat berasal dari bahan baku kain dan bahan penunjang benang dan aksesoris selain juga terjadi karena kesalahan saat proses produksi. Defect Kain Yaitu defect yang ditemukan pada kain bahan, biasanya terjadi pada saat proses pembuatan kain tekstil. Slub, neps, holes, sobek, handfeel, odor Color shading Staining, minyak, cacat printing Inkonsistensi lebar, bowing, skewing. Cacat pakan dan lusi kosong Cacat tenun/rajut Defect Aksesoris Yaitu defect pada aksesoris, baik dari materialnya yang rusak atau pun karena kesalahan dalam mengaplikasikan saat produksi garmen. Cacat aplikasi Ketidaksesuaian disain, warna, detail Ketidaktepatan pemposisian kode. Defect pada Cutting Defect yang ditemukan pada proses cutting. Ketidak-sesuaian ukuran dan kualitas potongan Color shading Kekurangan komponen cutting panel. Defect Assembling/Sewing Defect yang terjadi pada proses jahit. Defectives Stitching Jahitan putus/loncat/ngambang Puckering , Bubling kerut/menggembung Open seam ketidak-sempurnaan joint antar panel/jahitan putus atau terbuka Frying fabrics tepi kain terurai Staining noda kotor Measurement discrepancies penyimpangan ukuran Fitting tidak sesuai Defect Finishing dan Packing Defect karena kesalahan pada proses finishing dan packing. Kesalahan pemasangan hang tag Kesalahan packing method Shining akibat kesalahan steaming Trimming tidak bersih lebih panjang dari 2,5 cm Staining noda kotor Pemeriksaan Inspection Pemeriksaan/pengecekan/pengujian dilakukan dalam setiap tahapan proses, dari pembuatan sample, pengadaan bahan baku kain dan aksesoris, proses potong cutting, jahit sewing, finishing, dan pengemasan packing. Sample Pengecekan sample dilakukan untuk memastikan kesesuaian sample dengan keinginan pemesan buyer. QC mengecek sample berdasarkan permintaan sample request dan comment buyer. Memastikan sample yang dibuat oleh bagian sample bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan atau ketidak sesuain baik desain, mutu jahitan, ukuran, warna, dan lain sebagainya. Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain Bentuk dan konstruksi garmen sesuai permintaan Penggunaan bahan dan aksesoris sesuai spesifikasi Ukuran sesuai dengan spesifikasi Fitting proporsional sesuai permintaan Workmanship atau kualitas pengerjaan. Prosedur pemeriksaan sampel Pemeriksa akan menerima sample dan lembar pemeriksaan dari petugas bagian sample Lembar rencana kerja worksheet dan contoh produk garmen yang akan diproduksi dibuat oleh petugas bagian sample & merchandiser diserahkan ke bagian pemeriksa Pemeriksa akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap sample pada lembar pemeriksaan work-sheet dan menyerahkan kembali kepada merchandiser. Merchandiser mempelajari catatan kualitas mutu dan memutuskan diproduksi atau ditolak dan dikembalikan ke bagian sample untuk dibuat sampel ulang. Jika sample disetujui oleh merchandiser maka sample tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna mendapatkan persetujuan, sesuai permintaan atau tidak approval sample Pemeriksaakan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan sample dari merchandiser. Sampel yang telah disetujui pihak pembeli approval sample dikembalikan ke bagian produksi untuk diproduksi secara massal. Bahan Fabric Setiap bahan yang datang harus dilakukan pengecekan dan sejumlah pengujian untuk memastikan spesifikasi dan kualitas sesuai permintaan. Pengecekan yang dilakukan terhadap bahan kain diantaranya Inspeksi kain fabric inspection Kesesuaian warna color approval, shade matching Kemiringan/kelengkungan benang pakan skewing/bowing Tes susut kain shrinkage test Berat kain fabric weight test Panjang dan lebar kain roll length and width Pegangan kain handfeel Dll. Inspeksi Kain Fabric Inspection Yaitu pemeriksaan kain secara visual menggunakan mesin inspeksi atau manual di atas meja untuk mengecek dan mengidentifikasi adanya defect kain sebelum release ke proses cutting. Setiap temuan defect ditandai dan diberi poin penalty dengan menggunakan metode 4-point system atau 10-point system. Inspeksi kain dilakukan minimal 10% dari total rol per lot per warna. Apabila hasil inspeksi rijek maka dilakukan lagi pengecekan dengan persentase lebih besar. Apabila hasil inspeksi tetap rijek, biasanya kain dikembalikan ke supplier kain atau dilakukan pengecekan 100% untuk disortir dan dibuatkan marker khusus special marker pada proses cutting. 4-Point System Aturannya adalah sebagai berikut Panjang defect kurang dari 3 inchi 8 cm diberi poin 1 Defect 3-6 inchi 8-15 cm diberi poin 2 Defect 6-9 inchi 15-23 cm diberi poin 3 Defect lebih besar dari 9 inchi 23 cm diberi poin 4 Defect lubang atau bolong diberi poin 4 Terdapat 2 defect dalam satu yard diberi poin 4 Maksimal points untuk setiap roll adalah 20 points per 100 yds2 sesuai permintaan atau standar tertentu Maksimal points untuk semua roll adalah 13 points per 100 yds2 sesuai permintaan atau standar tertentu Rumus 4 point system Poin / 100 yds2 = total poin per rol x 100 x 36 / panjang kain yang diinspeksi dalam yard x lebar kain dalam inchi Shade Matching Shade matching adalah usaha membandingkan kesamaan warna kain dalam satu rol dan lot yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengecek seberapa jauh shading warna belang pada bahan sehingga bisa diantisipasi saat cutting. Biasanya dilakukan dengan memotong kain 20 x 20 cm pada ujung, tengah, pangkal, dan pinggir kain untuk kemudian dilihat seberapa jauh perbedaan warnanya. Shading warna yang tidak masuk standar toleransi akan ditandai dan dibuatkan special marker. Fabric Skewing Skewing atau kemiringan adalah perbedaan tinggi antara ujung kanan dan kiri kain bila ditarik garis lurus mendatar. Rumus skewing Skewing % = Selisih tinggi ujung kanan dan kiri kain x 100 / lebar kain Umumnya toleransi skewing yang diperbolehkan adalah 3%. Fabric Bowing Bowing adalah perbedaan tinggi pada tengah kain bila ditarik garis lurus. Rumus bowing Bowing % = Selisih tinggi pada bagian tengah kain x 100 / lebar kain Umumnya toleransi bowing yang diperbolehkan adalah 3%. Shrinkage Test Shrinkage test pengecekan susut dilakukan untuk mengetahui persentase susut kain setelah relax dari gulungan/rol dan washing. Kain uji diberi tanda garis 50 x 50 cm2, cek ukurannya setelah direlaksasi, steam dan washing. Apabila persentase penyusutan kain ini tinggi, biasanya akan dilakukan optimalisasi proses relaks kain atau penambahan ukuran size specification. Fabric Weight Fabric weight atau berat kain diukur untuk memastikan kesesuaian bahan yang akan digunakan dengan standar yang sudah ditentukan. Makin berat suatu bahan biasnya main tebal dan sebaliknya. Fabric weght akan di cek dengan punch dan ditimbang, setidaknya sekali selama pengecekan pada bagian tengah, kanan dan kiri kain. Toleransi fabric weight yang diterima biasanya adalah +/-5%. Roll Length Perbedaan panjang kain terhadap PO akan dicatat untuk mengantisipasi kekurangan kain. Perbedaan panjang yang diterima adalah +/-2% Roll Width Lebar kain akan dicek minimal 3 kali, yaitu di awal, tengah dan akhir roll. Toleransi biasanya +3% dari cuttable sesuai lebar marker. Tidak ada toleransi lebih kecil dari lebar cuttable. Color Approval Warna, print dan motif kain dicek berdasarkan approval kain standar sesuai pesanan buyer/customer. Fabric Odor & Handfeel Tidak ada toleransi untuk kain yang berbau busuk. Tidak ada toleransi untuk handfeel, sesuai approval. Pengecekan Aksesoris Memastikan aksesoris yang akan digunakan sesuai spesifikasi dan dalam kondisi yang baik dalam tiap bulk production. Contoh aksesoris antara lain label, kancing, zipper, polibag, boks karton, benang, dll. Inspeksi minimal 10% dari total kedatangan, jika ditemukan defect lebih dari 10% maka aksesoris dikembalikan ke supplier atau dilakukan pengecekan 100% disortir. Label Membandingkan label dengan standar approval. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada label antara lain jenis bahan, ukuran label, tulisan art work, dan warna. Pengecekan Zipper Pengecekan zipper sesuai approval, diantaranya warna, ukuran toleransi ± 3/16ā€, fungsional open/closed ketahanan warna/cat pada puller & stopper. Pengecekan Bok Pengacekan dilakukan terhadap; ukuran, tulisan artwork dan kekuatan perporasi. Pengecekan Kancing Membandingkan dengan approval sample, antara lain warna, ukuran, dan posisi dan jumlah lubang. Pengecekan Benang Pengecekan warna, nomer atau ukuran, dan jenis benang sesuai dengan approval sample. Pengecekan Elastic Pengecekan sesuai dengan approval sample warna, ukuran, dan kelenturan atau elastisitas. Pengecekan Cutting Pengecekan di bagian Cutting dilakukan untuk memastikan hasil cutting sesuai dengan pattern. Pemeriksa bagian potong mengecek gelaran kain, gelaran tidak bergelombang, tidak melipat, gelaran bagian bawah sampai atas harus sama, tidak ada penyusutan kain, hasil potongan kemudian dicek dan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran. Proses pengecekan di Cutting antara lain Pengecekan marker Pengecekan gelaran Pengecekan hasil potongan Pengecekan hasil fusing Pengecekan Marker Setiap pattern baru yang akan turun produksi diperiksa kesesuaian ukurannya berdasarkan size spec. Pengecekan yang dilakukan antara lain Kesesuaian style Quantity garment sesuai dengan ratio marker Kelengkapan panel Penyusunan panel pada marker bila ada permintaan khusus seperti matching, one way cut, dll. Ukuran panel sesuai pattern Lebar marker disesuaikan dengan lebar cuttable kain Arah panel pada marker. Pengecekan Gelaran Pengecekan yang dilakukan diantaranya Ketebalan gelaran Kain motif printing harus bertemu atau matching sesuai permintaan Arah printing satu arah Pengecekan Hasil Potongan Cutting Hasil cutting diperiksa dibandingkan terhadap pattern. Pada tumpukan bagian atas, tengah dan bawah untuk setiap meja. Untuk jenis style garmen yang harus matching maka perlu dicek 100% panel yang harus matching tersebut. Bila ada panel reject maka harus diganti dengan potongan panel yang baru. Secara umum pengecekan yang dilakukan antara lain Bentuk dan ukuran panel sesuai pattern Quality potong Quality kain Shading Matching panel Kartu identitas panel dengan isi per bundle Prosedur pemeriksaan bagian potong Inspection Cutting antara lain Melakukan pemeriksaan lembar kain bagian atas sampai lembar bagian bawah Melakukan pemeriksaan kelengkapan pola pada kertas marker Melakukan pemeriksaan setiap garis komponen apakah terdapat kesalahan potong atau tidak Melakukan pemeriksaan interlining dengan pola bila komponen garmen menggunakan interlining dan bordir Melakukan pencatatan dan pemotongan ulang, bila terjadi kesalahan potong Melakukan pemeriksaan terhadap mutu kain yang meliputi kontruksi, warna, corak/motif, tekstruk bagian luar dan bagian dalam kain. Melakukan pemeriksaan pada marker, apakah rasio ukuran sudah memenuhi seluruh ukuran yang dipesan Melakukan pemeriksaan mutu hasil gelaran/spreading apakah bahan yang digelar sudah benar benar lurus / rata dan tidak bergelombang Melakukan pemeriksaan terhadap metode pemotongan cutting Melakukan pemeriksaan mutu hasil potongan, apakah seluruh hasil potong sudah benar benar sesuai dengan pola asli original pattern yang diberikan oleh pemesan/buyers Melakukan pemeriksaan mutu hasil potong, apakah potongan komponen benar benar sesuai matching dan balance untuk corak bahan bergaris atau berkotak Pengecekan hasil bagian fusing Fusing adalah proses merekatkan bahan pelapis Interfasing pada komponen-komponen kecil seperti kerah, manset, lapisan leher, belahan, melalui proses pemanasan pengepresan/penyeterikaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain Jenis komponen yang akan difusing sesuai approval sample Jenis interlining Penyetelan mesin berdasarkan rekomendasi dari supplier interlining Ukuran panel setelah di-fusing Warna panel setelah di-fusing Prosedur pemeriksaan bagian fusing antara lain Memeriksa hasil fusing, apakah terdapat gelembung/udara, apakah sudah memenuhi standar atau belum Memeriksa hasil fusing pada bahan bergaris atau berkotak,apakah hasilnya benar benar lurus dan stabil Memeriksa interlining yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh buyer. Melakukan pemeriksaan mutu hasil fusing sebelum dan sesudah pencucian. Apakah mengalami perubahan warna dan ukuran. Pengecekan pada Sewing dan Finishing Pemeriksaan kualitas pada proses assembling sewing sebaiknya dilakukan pada tiap tahapan proses, hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan yang semakin parah. Berikut contoh QC yang bertugas mengontrol kualitas produksi sewing QC line mengecek hasil produksi di line sewing, QC finishing mengecek hasil produksi setelah finishing, QC in-process mengecek proses sewing dan hasil akhir garmen. QC Line Line awal depan, QC melakukan pengecekan terhadap SPI jumlah setikan per inchi Jahitan wokmanship Cutting way Shading Bentuk garment QC Finishing Melakukan pemeriksaan antara lain Tampilan Jahitan Kelengkapan aksesoris Workmanship Ukuran garment Dll. QC In-Proses QC in-proses melakukan pengecekan pilot run sebanyak 20 pcs size M. QC in-proses melakukan pengecekan terhadap operator sewing meliputi Gauge alat bantu jahit, corong Margin Ukuran operator Tension benang Accessories berdasarkan Trim Card Hasil garment berdasarkan approval sample workmanship dan aethestic Pola dan hasil cutting. QC in-proses melakukan pengukuran berdasarkan AQL Acceptable Quality Level. Pre-Final dan Final Audit Pre-Final Inspection Pre-final inspection dilakukan untuk memastikan seberapa jauh kesiapan dan persiapan untuk dilakukan final-audit inspection. Umumnya Pre-Final Inspection dilakukan setelah produksi manghasilkan output minimal 20%, dengan sampling yang dicek sebanyak 20 pcs. Pre-Final juga dapat dilakukan setelah garmen ada yang sudah di-packing berdasarkan AQL 4,0 atau sesuai keinginan buyer. Inspeksi pada pre-final antara lain Packing audit Workmanship Measurement Kelengkapan aksesoris Bentuk garment berdasarkan approval sample dan sample comment. Fitting Dll. Packing Audit Packing audit biasanya dilakukan oleh QA bersamaan proses Pre-Final berdasarkan AQL 2,5. Pengecekan dilakukan terhadap Shipping mark Ratio packing Check digit Accessories packing Quality carton box Ukuran karton Final Audit Inspection Final audit adalah proses pemeriksaan akhir untuk menentukan kelayakan hasil produksi baik secara kualitas maupun kuantitas memenuhi minimum persyaratan standar yang sudah ditentukan. Final audit dilakukan untuk menentukan apakah hasil produksi sudah layak untuk release pengiriman. Syarat final audit dapat dilakukan biasanya adalah proses produksi sudah selesai 100% dan minimal 80% sudah di-packing. Biasanya dilakukan oleh QC independent yang sudah disepakati atau QC buyer. Pengecekan Final Audit sama seperti dengan saat melakukan proses Pre-Final. Measurement audit AQL Workmanship AQL untuk ekspor untuk lokal Packing audit AQL
5 BROKEN STITCH ON ..-jahitan putus Artikel lainnya: * Bagaimana cara mengukur baju di garmen * Pertanyaan interview quality control di pabrik garmen * 6. PUCKERING AT -jahitan mengkerut 7. PLEAT SEWED AT -kelipat 8. VISIBLE PLN HOLE AT .-banyak bekas jarum ( pinggir kain ) 9. NEEDLE CHEW AT -Bekas Jarum Tumpul/bekas Dedel 10. Quality Control QC vs Quality Assurance QA ā€œLife is study, if you don’t study you look like not lifeā€ Quality Control QC vs Quality Assurance QA adalah departemen yang memiliki perbedaan fungsi dan job. Akan tetapi bagi sebagian orang salah kaprah menafsirkannya. Keduanya berperan penting dalam hal kualitas. Sebagaimana yang kita tahu salah satu faktor yang sangat penting dalam persaingan pasar adalah kualitas suatu produk maupun layanan. Kualitas sering dijadikan sebagai suatu tolak ukur dan pembeda untuk suatu produk dan layanan antara satu produsen dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, semua produsen dan penyedia layanan selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk ataupun kualitas layanannya. Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik atau buruknya mutu suatu produk yang dihasilkan dan apakah produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan. Di tengah persaingan yang begitu ketat termasuk persaingan industry garment di dalamnya, quality akan berpengaruh pada kelangsungan hidup pabrik tersebut. Jika ada complain dari garmen ekspor, maka hal tersebut akan menjadi issue yang besar bahkan bisa mengakibatkan pabrik garment tersebut gulung tikar. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas, perusahaan manufaktur produsen umumnya akan menggunakan dua teknik yaitu teknik pengendalian kualitas Quality Control dan teknik penjaminan kualitas Quality Assurance. Kedua teknik tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa produk akhir atau layanan memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang ditetapkan. Pada dasarnya tujuan adanya Quality Control dan Quality Assurance adalah untuk menjaga quality produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Banyak diantara kita yang kurang jelas tentang perbedaan QC dan QA, bahkan banyak juga menganggap keduanya adalah bagian dan melakukan fungsi yang sama. Namun pada dasarnya QC dan QA adalah dua fungsi dan teknik penjagaan serta peningkatan kualitas yang berbeda. Dalam artikel kali ini akan sedikit diulas mengenai perbedaan QC vs QA seperti di bawah ini a. Quality Control QC Suatu perusahaan dapat menentukan standar kualitas, proses, dan prosedur internal masing-masing dan mengembangkannya dari waktu ke waktu, kemudian pihak-pihak yang berkepentingan stake holder tersebut diminta untuk mengikutinya. Proses untuk memastikan semua pihak yang berkepentingan tersebut mengikuti dan mematuhi standar dan prosedur yang ditentukan inilah disebut dengan proses pengendalian kualitas atau Quality Control. Di sini penulis akan membahas fungsi quality control secara umum. Setiap organisasi yang menerapkan Quality Control QC harus memiliki pedoman kualitas yang biasanya disebut dengan quality manual. Quality Manual tersebut akan memberikan panduan kualitas ke berbagai unit kerja dan departemen. Dengan demikian, setiap individu dalam organisasi menyadari apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang tertera dan disebutkan dalam Quality Manual. Pada dasarnya, Quality Control ini berkaitan dengan kegiatan operasional dan teknik yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Tujuan utama pengendalian kualitas atau quality control adalah memastikan bahwa produk yang akan dikirimkan ke pelanggan adalah bebas dari cacat dan dapat diterima sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan sejak awal. Jika ditemukan produk yang cacat maka diperlukan tindakan perbaikan yang sesuai, dan apabila ditemukan kecacatan yang sangat fatal, perlu adanya konfirmasi dari Buyer apakah produk tersebut boleh dikirimkan atau perlu penundaan sampai waktu yang telah ditentukan. Jika ada penundaan pengiriman delay shipment maka factory bisa dikenai charge / denda atas keterlambatan pengiriman dan buruknya quality tersebut jika tidak dikonfirmasi. Seorang quality control mempunyai teknik dan alat tersendiri yang digunakan untuk melakukan aktifitasnya, secara umum terdapat tiga teknik quality control yang digunakan oleh mayoritas perusahaan manufacturing yaitu inspeksi Inspection, pengambilan sample secara statistik Statistical Sampling dan tujuh alat pengendalian kualitas QC Seven Tools. Berikut ini penjelasan mengenai ketiga teknik quality control tersebut a. Inspeksi, Inspeksi atau Inspection adalah proses menguji produk yang akan dikirim ke pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan. Dalam industry garment, produknya adalah garmen jadi bisa berupa kemeja, t-shirt, pant, skirt, tank top dan jenis lainnya. Inspeksi ini dilakukan mulai dari bahan baku material sampai dengan menjadi garmen siap ekspor. Biasanya ada tim khusus untuk melakukan inspeksi tersebut. Pengendalian quality harus dilakukan dari awal sampai dengan akhir untuk benar benar menghasilkan produk yang diinginkan, dalam hal ini adalah garmen jadi. b. Statistical Sampling, Statistical Sampling atau pengambilan sample adalah proses memilih sejumlah unit ataupun produk secara acak dari suatu batch atau lot untuk diperiksa kembali dengan tujuan untuk memastikan produk yang akan dikirimkan tersebut tidak terdapat produk cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan. Hal ini bisa dilakukan secara random per masing masing batch untuk mewakili dari hasil inspeksi. Dalam pedoman quality control, mereka cukup melakukan pengujian dengan menggunakan metode random secara acak untuk menghasilkan kesimpulan yang mewakili semuanya. Jika dalam pengambilan sample secara random ditemukan reject / cacat yang melebihi batas toleransi, maka bisa disimpulkan bahwa produk tersebut failed / reject, meskipun seorang quality control tidak mengecek secara keseluruhan 100%. c. QC Seven Tools atau Tujuh alat pengendalian, QC Seven Tools atau Tujuh alat pengendalian kualitas terdiri dari Histogram, Scatter Diagram, Control Chart, Check Sheet, Pareta Diagram, Cause and Effect Diagram dan Flow Chart. Alat-alat tersebut digunakan untuk membantu menemukan ketidaksesuaian dan kecacatan pada produk. Selengkapnya, penulis akan membahas dalam artikel selanjutnya. Baca juga Quality Control QC b. Quality Assurance QA Quality Assurance QA atau jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah ā€œPenjaminan Kualitasā€. Istilah ā€œAssuranceā€ atau ā€œJaminanā€ adalah untuk menyatakan suatu kepastian atau pun kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Quality Assurance QA menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memastikan proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditentukan. Quality Assurance merupakan suatu pendekatan yang berbasis proses process base approach yang tujuan utamanya adalah mencegah produk cacat mulai dari tahap perencanaan planning hingga tahap pengiriman produk ke pelanggan sehingga menghindari terjadi pengerjaan ulang re-work dan keluhan pelanggan yang akan merugikan reputasi perusahaan serta pengeluaran biaya biaya akibat kualitas yang buruk. Quality Assurance adalah proses yang pro-aktif yaitu melakukan penekanan terhadap perencanaan, dokumentasi dan penentuan panduan kualitas pada awal proyek dimulai untuk memahami persyaratan dan standar kualitas yang diharapkan. Setelah semua persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut di identifikasikan, maka diperlukan pengembangan perencanaan untuk memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut. Secara struktural antara departemen QC dan QA tidak saling berhubungan, karena departemen QA berdiri secara independen. Akan tetapi pada prakteknya, departemen QC berada di bawah departemen QA akan tetapi tidak saling berhubungan. Sebelumnya telah dibahas mengenai teknik pengendalian quality oleh QC, sekarang penulis akan membahas teknik dan alat yang digunakan oleh quality assurance QA. Sama halnya dengan QC, dalam QA juga terdapat tiga teknik ataupun alat yang digunakan untuk menjamin kualitas suatu produk yaitu quality audit, process analysis, quality management dan control tools. Berikut penjelasan mengenai teknik oleh quality assurance a. Quality Audit, Dalam quality audit, suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal bukan dari internal perusahaan akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Apabila ditemukan perbedaan antara apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur atau proses maka perusahaan yang bersangkutan perusahaan yang diaudit diminta untuk melakukan tindakan perbaikan Corrective Action. Pihak ketiga dari eksternal tersebut juga akan memberikan saran saran untuk perbaikan pada proses prosesnya. Quality Audit ini memastikan proses dan prosedur yang telah disetujui dan yang telah ditentukan tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh pihak yang bersangkutan. b. Process Analysis, Proses Analisis adalah proses untuk menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan potensi terjadinya produk cacat ataupun proses proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya. Dari proses analisis tersebut, bisa ditemukan penyebab masalah beserta problem solvingnya untuk produk tersebut. c. Quality Management dan Control Tools, Quality Management dan Control Tools mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan. Contoh alat alat Quality Management and Control Tools ini diantaranya seperti Diagram Pohon, Diagram Afinitas, Diagram Jaringan dan lain-lainnya. Selengkapnya akan dibahas pada artikel selanjutnya. Baca juga Tahapan Dalam Pemeriksaan Garmen Setelah mengetahui tentang teknik dan alat yang digunakan oleh keduanya, penulis dapat menemukan dan menyimpulkan perbedaan mendasar antara Quality Control QC dan Quality Assurance QA. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Quality Control dan Quality Assurance. a. Pertama, Quality Control lebih bersifat untuk mengendalikan quality sementara Quality Assurance lebih bersifat sebagai penjamin dari quality tersebut. QA berhak memberikan kritik dan saran kepada QC untuk tetap menjaga dan mengendalikan quality produk. Karena QA bertanggung jawab menjamin quality tersebut. b. Kedua, Quality Assurance lebih fokus terhadap pencegahan cacat sedangkan Quality Control fokus pada identifikasi atau menemukan cacat. c. Ketiga, Di dalam Quality Assurance, pihak QA mencari cara yang paling efektif untuk menghindari cacat sedangkan di dalam Quality Control pihak QC berusaha untuk mendeteksi kecacatan dan kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi lebih baik. d. Keempat, Quality Assurance QA adalah proses bersifat pro-aktif sedangkan Quality Control QC adalah proses bersifat reaktif. e. Kelima, Quality Assurance QA merupakan pendekatan berdasarkan proses process base approach sedangkan Quality Control QC merupakan pendekatan berdasarkan produk product base approach. f. Keenam, Quality Assurance QA melibatkan proses dalam menangani masalah kualitas sedangkan Quality Control QC melakukan verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri pada produknya. g. Ketujuh, Kualitas Audit Quality Audit merupakan salah satu contoh proses yang ada pada Quality Assurance QA sedangkan Inspeksi dan Pengujian testing terhadap produk merupakan contoh proses pada Quality Control QC. Meskipun memiliki perbedaan dari segi teknis dan konsep kerja, tujuan dan fungsi kedua departemen ini sama, yaitu untuk quality yang sesuai dengan ketentuan. Setelah membahas perbedaan di antara keduanya, berikut ini akan dipaparkan manfaat departemen Quality Control QC dan Quality Assurance QA dalam industry manufacturing, yaitu a. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sesuai dengan ketentuan, b. Menghindari pemborosan waste dari ganti reject, c. Meningkatkan efisiensi operasional dari re-work, d. Memberikan kepuasan pada pelanggan terhadap quality, e. Mengurangi pekerjaan ulang yang merugikan dalam segi financial maupun waktu, f. Memotivasi tim dalam bekerja lebih baik dengan standar kualitas yang tinggi, g. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk, Demikianlah perbedaan tujuan dan fungsi dari departemen Quality Control dan Quality Assurance. Pada dasarnya kedua departemen ini memiliki manfaat yang sama yaitu untuk kepentingan quality produk. Secara mudahnya, Quality Control bersifat sebagai pengendali quality sementara Quality Assurance bersifat sebagai penjamin quality dari produk tersebut. Keduanya sangat berhubungan erat untuk menghasilkan standar quality yang ditentukan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semuanya, kritik dan saran amat sangat membangun penulis untuk mengembangkan keilmuannya. Dengan adanya artikel ini, tidak menjamin penulis lebih mengetahui tentang detail materi. Terima kasih atas support & kunjungannya, mari sama sama belajar dan terus di blog ini untuk menantikan update artikel selanjutnya^^. Referensi SKKNILean Manufacturing Pada Jabatan Kerja Kaizen Man: Nomor 26 Tahun 2021 Tgl. 13 April 2021: Kementerian Perindustrian: 18. SKKNI Manager, Engineer Dan Maintainer Transformasi Industri 4.0: Nomor 331 Tahun 2020 Tgl. 16 Nopember 2020: Kementerian Perindustrian: 19. SKKNI Internet of Things: Nomor 300 Tahun 2020 Tgl. 3 Agustus 2020
+14 Istilah Istilah Dalam Qc Garment 2023. Accessories komponen pelengkap dalam tahap finishing untuk ditempel ke produk yang. Pada dasarnya merupakan instrumen penjaminan, yaitu jaminan pembayaran guaranty of payment Matematika Qc Garment Contoh Soal Tes Quality Control Di kelas from garmen lebih berfokus kepada industri pakaian jadi, sedangkan textil mencakup keseluruahan proses pembuatan. Transaksi pembayaran yang dibayarkan kemudian barge Bentuk, siluet atau garis luar baju gaun/blus/rok yang menyerupai bentuk huruf a;Quality Control Adalah Upaya Pengendalian Suatu Proses Produksi Agar Proses Berjalan Dengan Baik Sesuai Dengan Standar Mutu Yang Telah siluet atau garis luar baju gaun/blus/rok yang menyerupai bentuk huruf a; Istilah garment istilah dalam industri garmen pakaian/ konveksi 17 januari 2016 apparel terminology and definitions close window abrasion. Daftar istilah di bidang garment dan fashions menurut kamus besar bahasa indonesia, istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Garment Artinya Pakaian komponen pelengkap dalam tahap finishing untuk ditempel ke produk yang. Sempit di bagian atas, melebar ke bawah. Ketahanannya terhadap zat pengelantang cukup baik,.Namun Garmen Lebih Berfokus Kepada Industri Pakaian Jadi, Sedangkan Textil Mencakup Keseluruahan Proses dunia bisnis, sering kali kita mendapatkan supplier dengan menjual barang yang harus mencantumkan ppn 10%. Istilah lainnya adalah clean l/c atau standby l/c. Tongkang, perahu bill of Segi Bahasa, Garmen Berarti Pakaian istilah dalam sales yang jarang orang ketahui. Warehouse atau dalam bahasa indonesia adalah gudang merupakan tempat penyimpanan material maupun. Finished goods merupakan bahasa lain dari garment yang sudah lolos qc dan siap untuk Dasarnya Merupakan Instrumen Penjaminan, Yaitu Jaminan Pembayaran Guaranty Of Payment merupakan penyebutan global untuk barang jadi setelah sewing. Transaksi pembayaran yang dibayarkan kemudian barge G arment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Tentang Istilah Istilah Dalam Qc Garment Sedang Viral Reviewed by Resep Resep Masakan on April 29, 2023 Rating 5
KarerID - Loker Hari Ini: Lowongan Kerja Istilah Istilah Pertanian Komunitas Agribisnis Agustus 2022 - Update Lowongan Kerja Istilah Istilah Pertanian Komunitas Agribisnis Agustus 2022 Terbaru tahun 2022, Lowongan Kerja Istilah Istilah Pertanian Komunitas Agribisnis Agustus 2022 Adalah salah satu Perusahaan multi nasional yang bergerak di Bidang Lowongan Kerja Istilah Istilah Pertanian
Ada banyak sekali sektor industri yang populer di Indonesia, salah satunya adalah industri garmen. Pakaian yang kita kenakan sehari-hari merupakan salah satu contoh produk akhir yang dihasilkan oleh sektor industri ini. Nah, berikut ini pembahasan lebih lanjut mengenai industri garmen yang harus Anda ketahui! Apa Itu Industri Garmen? Sumber Gambar 1 Sederhananya, garmen adalah sektor industri yang berhubungan dengan proses pembuatan pakaian dari kain hingga jadi produk siap pakai dalam skala besar/massal. Untuk segmentasi pasarnya sendiri sangat luas, mengingat pakaian merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Setiap orang dari berbagai kalangan sosial dan usia selalu membutuhkan pakaian, sebab itulah industri garmen ini jadi salah satu sektor industri jangka panjang yang selalu dibutuhkan. Untuk produk garmen yang dihasilkan juga sangatlah beragam, mulai dari seragam sekolah, seragam kerja, seragam kedinasan, kemeja, kaos, berbagai jenis celana, dan beragam model pakaian lainnya. Lalu apa perbedaan antara garmen dan tekstil? Sederhananya, garmen adalah proses yang lebih berfokus pada pembuatan pakaian siap pakai atau pakaian jadi. Sementara, industri tekstil mencakup keseluruhan proses produksi pakaian mulai dari tahap pengolahan seratnya hingga pakaian jadi. Istilah dalam Industri Garmen Garmen adalah salah satu sektor manufaktur yang besar, sama seperti sektor industri lainnya disini digunakanlah beberapa istilah-istilah khusus. Sebenarnya, istilah dalam dunia garmen sendiri ada banyak sekali. Namun, kita akan membahas beberapa istilah umumnya saja yang paling kerap digunakan, diantaranya adalah Accessories material tambahan yang digunakan sebagai pelengkap pakaian. Contohnya saja kancing, resleting, dan sejenisnya. BOM merupakan singkatan dari Bill of Material atau daftar bahan baku yang diperlukan untuk membuat pakaian. BOM ini biasanya disiapkan oleh merchandiser pabrik. Bulk nama lain dari mass production alias produksi dalam skala besar, sesuai dengan permintaan buyer. Consumption istilah yang merujuk pada banyaknya penggunaan material dalam satu garmen. Finished Goods sebutan untuk produk jadi, produk yang sudah dalam kondisi siap jual ke pasaran. Inspection istilah untuk aktivitas inspeksi atau pengecekan, salah satu contohnya adalah pengecekan material. Bahan Baku Utama yang Kerap Digunakan dalam Industri Garmen Sebenarnya bahan baku manufaktur garmen sendiri sangat banyak sekali, apalagi tiap jenisnya punya variasi warna dan spesifikasi yang berbeda. Tapi, secara umum ada 3 bahan baku pokok yang pasti selalu digunakan dalam industri garmen, diantaranya adalah Kain bahan baku utama, kain ini beraneka ragam. Mulai dari linen, satin, katun, wol, polyester, dan sejenisnya. Benang merupakan komponen yang tak kalah penting, meskipun bukan bahan baku utama layaknya kain namun benang memegang peranan penting dalam proses produksinya. Aksesoris bisa berupa kancing, resleting, dan berbagai perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam proses produksi pakaian. Tahapan Produksi dalam Industri Garmen Sumber Gambar 2 Tahapan industri dalam manufaktur garmen adalah sebagai berikut Receiving Fabrics tahap penerimaan gulungan kain yang akan jadi bahan baku utama dalam proses produksi. Kain ini akan disimpan dan di stock dalam gudang khusus, sebelum akhirnya diambil untuk digunakan. Fabric Relaxing proses relaksasi kain, bisa dilakukan secara manual atau menggunakan bantuan mesin. Apabila ditemukan adanya kecacatan, maka kain tersebut akan dikembalikan ke supplier untuk retur. Spreading & Form Layout proses pembentangan kain untuk mengidentifikasi adanya kecacatan. Laying peletakan pola kertas di atas lembaran kain sebelum dipotong. Proses ini membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi mengingat sedikit kesalahan bisa berakibat fatal pada hasil cuttingnya. Marking proses menandai kain sesuai dengan pola yang telah dimiliki. Cutting proses pemotongan kain, dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat jika ada kesalahan sifatnya permanen dan kain akan jadi ā€œcacatā€ sehingga tak dapat digunakan kembali. Embroidery dan Screen Printing proses bordir dan sablon sesuai dengan permintaan pembeli. Sewing tahap penjahitan kain oleh operator jahit. Biasanya dalam pabrik garmen, setiap operator akan menjahit bagian pakaian yang sama. Kemudian, hasilnya akan diteruskan ke operator lain. Hal ini sangat berguna untuk mempercepat waktu pekerjaan, dan peningkatan efisiensi serta efektivitas. Checking proses Quality Control QC atau pengecekan pakaian apakah sudah bagus atau belum dan apakah sudah sesuai dengan standar atau belum. Jika belum, pakaian tersebut akan dikembalikan untuk diperbaiki terlebih dahulu. Spot Cleaning dan Laundry proses pembersihan pakaian jika ada noda yang menempel. Fusing dan Pressing tahap peleburan dan pengepresan, biasanya dilakukan dengan menyetrika pakaian jadi tersebut menggunakan setrika uap/jenis setrika lainnya. Packaging dan Shipping tahapan terakhir, proses pengemasan dan pengiriman ke konsumen.
\n \n istilah istilah dalam qc garment
L8mZX.
  • sxo97dp2iv.pages.dev/4
  • sxo97dp2iv.pages.dev/223
  • sxo97dp2iv.pages.dev/195
  • sxo97dp2iv.pages.dev/180
  • sxo97dp2iv.pages.dev/335
  • sxo97dp2iv.pages.dev/240
  • sxo97dp2iv.pages.dev/186
  • sxo97dp2iv.pages.dev/245
  • sxo97dp2iv.pages.dev/352
  • istilah istilah dalam qc garment